Selasa, 13 Juli 2010
Sabtu, 10 Juli 2010
23.00 WIB
Hape bunyi. Ternyata sms dari Ibu Pendetaku :
"Emergency. Besok ada tamu dari Australia. Bisa minta tolong supaya kamu menemani dia jalan-jalan/"
Saya menjawab:
"Beres bu. Siap!"
Ibu Pendeta:
"Tenang, dia bisa bahasa Jawa kok"
Saya mengerutkan kening. Beneran?
Minggu, 11 Juli 2010
12.00 WIB
Lokasi: halaman gereja
Rupanya para tamu sudah datang. Ada 3 mobil terparkir rapi di halaman gereja. Tapi mana bulenya? Kok semuanya berkulit sawo matang seperti saya? Uh, kecewa nih... Jangan-jangan yang dimaksud ibu Pendeta dengan bulenya bisa berbahasa Jawa adalah 'bule dari Jawa' :(
Salaman, berkenalan dan Ketua Rombongan bilang : "Tugas anda menemani Roland jalan-jalan. Okay, Roland..".
So, muncullah sesosok mahluk tinggi, berkulit putih, keluar dari mobil Panther. Oh, rupanya dari tadi dia sembunyi disitu. Senyum mulai merekah di bibirku. Finally, beneran mau nganter bule jalan-jalan nih, hehehehe..
Kemudian terjadilah perkenalan singkat. Dan coba tebak? Roland memang benar-benar bisa berbahasa Jawa. Dan hebatnya lagi, bahasa Jawa yang dia kuasai adalah Bahasa Jawa Krama Alus! Orang Jawa jaman kini jarang yang bisa berbahasa Jawa Krama Alus dengan baik, nah ini bule malah bisa! Malu..malu..malu...!
Kemudian, sesuai dengan tugas yang saya emban (ciee...), saya mengantarnya jalan-jalan. Dia meminta saya memilih, dengan bahasa apa dia mesti berkomunikasi dengan saya. Karena nggak PD dengan bahasa Inggris saya yang belepotan, maka saya memintanya menggunakan bahasa campur-campur (dia bisa bahasa Indonesia juga). Rupanya dia nggak mau pilihan 'tengah-tengah'. Welah, bener juga apa yang orang bilang, kalo orang bule nggak suka keputusan menggantung. So, saya nekad bilang bahwa saya mau dia berbahasa Inggris. Tapi saya (dengan tampang yang sememelas mungkin), memintanya untuk mengoreksi dan menerjemahkan dalam bahasa yang saya mengerti apabila ada kata-kata yang tidak saya pahami. Deal!!
Maka, kamipun ngobrol. Well, dia memuji bahasa Inggris saya. Dia bilang bahasa Inggris saya bagus. (pegang setir kuat-kuat, takut mabur, hehehe....). Tapi dia meradang waktu saya menyebut kata 'bule'.
Menurutnya itu penghinaan. Bule is some kind of disease..! Oh God, nggak bermaksud menyinggungnya atau melecehkannya. Sayapun minta maaf. Dia tertawa melihat muka saya yang keruh. Hahahaha...!
Saya menawarinya mie ongklok, makanan khas Wonosobo. Rupanya dia menikmatinya. Dia bilang enak. Syukurlah..:)
Yang membuatnya jadi nggak enak adalah saat sesi membayar. Dia berkeras untuk membayar semua makanan yang kami pesan dan makan. Saya berusaha menolaknya, dengan alasan bahwa dia adalah tamu. Sudah sepantasnya tuan rumah menjamu tamunya. Tapi dia menukas dengan kalimat :
"Bule usually richer. So let me pay it"
Gubrak...! Dia nyengir... saya lebih nyengir..!
Roland termasuk old fashioned one untuk urusan hape. Dia nggak suka pakai hape. Dia punya. Tapi dia nggak suka membawa-bawa hapenya. Menurutnya hape itu menganggu. Ah, ada-ada saja...
Usai menyantap mie ongklok, kami pindah tempat ke alun-alun. Roland rupanya ingin menikmati es cendol. Ternyata, di alun-alun kami bertemu teman saya yang bersuamikan pria Inggris. Maka, kami bergabung. Telpon dari Pak Totok (Ketua Rombongan) menghentikan obrolan kami dan memaksa kami berpamitan. Padahal lagi asik-asiknya ngobrol. Say goodbye ke Mbak Ika dan Steve :(
Sesampainya di tempat yang dijanjikan untuk bertemu dengan rombongan, ternyata mereka masih makan dan berdiskusi. Sementara saya dan Roland sudah tidak berminat untuk makan, sudah kenyang. Mereka bilang, kami punya waktu setengah jam jika kami pengen jalan-jalan lagi. Roland rupanya masih pengen ke alun-alun lagi. So, saya mengemudikan mobil menuju alun-alun. Roland memuji saya : 'smart'. Haduh, GR lagi deh...!
"But, unfortunatelly. Smart woman sometimes makes men afraid"
Untuk yang terakhir ini saya mengamini. Beberapa kali bertemu dan menjalin hubungan dengan pria dengan tipikal ini. Sangat melelahkan.
Kami berpisah pada pukul 15.15 WIB.
Waktu yang teramat singkat. Tapi meninggalkan kesan yang mendalam. Roland seusia bapak saya jika beliau masih hidup. Obrolan kami membuka wacana baru bagi saya. Perbincangan yang singkat tapi membuat saya 'makin kaya'. Dia berencana untuk berkunjung lagi sekitar bulan Oktober. Mungkin dia akan membawa serta temannya.
Setelah memberikan alamat emailnya, dia berpamitan.
Goodbye Roland. Wish to see you again!
1 komentar:
"dan berharap ronald membawa teman yang gantengda membuat tertarik saya juga sebaliknya" hahahahaha iya ndak?? hohohohoho
peace ah kalo salah...
Posting Komentar